Senin, 27 September 2010

entrance

Di Istana Topkapi, Pedang Rasulullah Kini Berada
Senin, 05 Juli 2010, 18:11 WIB
Smaller Reset Larger
Di Istana Topkapi, Pedang Rasulullah Kini Berada
Istana Topkapi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anda mungkin pernah mendengar Istana Topkapi yang berada di Istanbul, Turki? Istana peninggalan kejayaan Kesultanan Turki Utsmani itu memang terkenal karena keindahannya. Indah arsitekturnya, juga indah sejarahnya.

Istana yang juga dikenal dengan sebutan masjid biru itu merupakan kediaman resmi dan pusat pemerintahan dari Sultan Turki Utsmani selama sekitar 400 tahun atau sejak 1465 sampai 1858. Istana ini merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari empat halaman utama dan banyak bangunan yang lebih kecil. Pada puncak keberadaannya sebagai kediaman kerajaan, istana itu merupakan rumah bagi sekita 4.000 penghuninya. Terletak persis di tepi pantai di titik pertemuan antara Selat Bosporus, Tanjung Tanduk Emas (Golden Horn) dengan Laut Marmara, Topkapi dalam bahasa Turki berarti Gerbang Meriam.

Topkapi merupakan karya terbesar Kesultanan Turki Utsmani. Dibangun dengan arsitektur khas Turki yang mempunyai taman-taman indah yang menghubungkan antara satu bangunan dan bangunan lainnya. Taman-taman yang hijau ini dipenuhi pohon-pohon besar yang rindang. Didirikan di atas lahan seluas 700 ribu meter persegi, Istana Topkapi mulai dibangun pada 1453. Diawali dengan keinginan Sultan Mehmed II untuk membangun sebuah istana sebagai pusat Kesultanan Turki Utsmani.

Sultan Mehmed II menguasai Istanbul setelah menaklukannya dari tangan Kekaisaran Roma pada 1453. Dari sanalah Istana Topkapi mulai dibangun dan terus mengalami berbagai perubahan sampai 1850. Secara keseluruhan, Istana Topkapi memiliki ratusan kamar, namun hanya beberapa saja yang kini bisa dilihat masyarakat. Berbagai jenis keramik, woodwork dan gaya arsitektur ditampilkan di Istana Topkapi.

Sedikitnya, ada lima orang yang terlibat merancang bangunan Istana Topkapi ini. Mereka adalah Sultan Mehmed II, Aluddin, Davud Aga, Mimar Sinan, dan Sarkis Balyan. Dengan perpaduan dari kelima arsitek ini, tak heran bila bangunan Istana Topkapi dianggap sebagai sebuah bangunan terbaik hingga kini. Ini semua menunjukkan perkembangan seni aristektur di Turki sudah demikian maju. Kompleks Istana Topkapi ini tercatat pernah mengalami renovasi sebanyak dua kali, yakni setelah gempa bumi 1509 dan kebakaran tahun 1665. Sebanyak 24 Sultan Turki Utsmani pernah mendiami istana itu.

Saat ini, Istana Topkapi telah beralih fungsi. Bangunan megah itu telah diubah menjadi sebuah museum. Banyak benda peninggalan kejayaan Kesultanan Turki Utsmani yang tersimpan di sana. Tapi mungkin yang paling menarik bagi umat Islam adalah benda-benda peninggalan milik Nabi Muhammad SAW. Tersimpan di ruang Relikui Suci, di sanalah dapat dijumpai tempat kohl (celak) milik Rasulullah, jejak kaki Rasulullah, pedang, jubah, hingga rambut Rasulullah. Dan di sana pula sejumlah benda-benda

Minggu, 19 September 2010

kolom lepas

12 Rumah sakit disiapkan bagi uji coba jamu

Jumat, 03/09/2010 19:44:21 WIB
Oleh: Rahmayulis Saleh JAKARTA: Pemerintah telah menyiapkan sedikitnya 12 rumah sakit untuk uji coba penggunaan jamu sebagai tindakan kuratif dan menyediakan sejumlah Puskesmas sebagai tempat uji coba upaya preventif.

"Kementerian Kesehatan cukup serius memperhatikan masalah jamu masuk rumah sakit sebagai obat pendamping obat-obatan berbaham kimia," kata Agus Purwodianto, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), Kemenkes, di Jakarta, hari ini.

Dia menuturkan keseriusan itu bisa terlihat dari komitmen Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih yang ditujukkan dalam bentuk alokasi dana pada 2011, yang diusulkan kepada DPR untuk saintifikasi jamu sebesar Rp100 miliar. Sebelumnya dana yang disediakan hanya Rp5 miliar.

"Komitmen Menkes sangat serius. Kami optimistis jamu bisa berkembang dan berdampingan dengan obat kimia, yang selama ini lebih diakui oleh para dokter," kata Agus.

Menurut dia, Indonesia mempunyai tanaman obat yang sangat berlimpah, dan secara turun temurun telah diterima oleh budaya bangsa Indonesia. "Namun, sayangnya tidak pernah ada pencatatan pemanfaatannya," ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya, dalam pengembangan jamu dilakukan Balitbangkes melalui uji klinik secara langsung oleh para dokter, dengan cara penelitian secara khasiat kepada sejumlah pasien. "Tentu kita menggunakan standar penelitian dan memakai informed concern," ungkapnya.

Berdasarkan Kepmenkes 1109/2007 tentang Pengembangan Obat Tradisional, lanjutnya, Balitbangkes menginventarisasi apa saja jenis penyakit yang dapat diobati dengan jamu, sehingga akan terdata dalan database untuk menyusun formularium.

Agus mengatakan dari 1.100 tanaman obat, baru ada lima jenis yang sudah menjadi fitofarmaka. Sulitnya melakukan penelitian karena infrastruktur masih lemah.

Indah Yuning Prapti, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu, Jawa Tengah, mengatakan di Tawangmangu merupakan satu-satunya klinik saintifikasi jamu yang ada di Indonesia.

science

A 
Tesla coil lightning simulator
Credit: Fir0002
A Tesla coil is a category of disruptive discharge transformer coils, named after their inventor, Nikola Tesla. Tesla coils are composed of coupled resonant electric circuits. Nikola Tesla actually experimented with a large variety of coils and configurations, so it is difficult to describe a specific mode of construction that will meet the wants of those who ask about "Tesla" coils. "Early coils" and "later coils" vary in configuration and setup. Tesla coils in general are very popular devices among high-voltage enthusiasts.

lebaran berkah

Informasi Libur Indowebmaker

Diberitahukan kepada seluruh Pelanggan Indowebmaker, bahwa tanggal 08 September 2010 sampai dengan tanggal 14 September 2010, Indowebmaker libur dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Fitri 1431 H. Selama masa libur, jika ada pertanyaan atau konfirmasi bisa menghubungi melalui email ke info@indowebmaker.com Pelayanan akan mulai normal lagi tanggal 15 September 2010. Demikian informasi dari kami. Segenap Direksi dan Staff Karyawan Indowebmaker mengucapkan : Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H Minal Aidin wal Faidzin Mohon Maaf…

tipsss

Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih bermakna? Lakukan hal berikut :  
1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif
    yang sangat Wawan sukai, misalnya dengan membaca,
    menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan
    Wawan. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
    menyenangkan!

2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
    impian Wawan dan belum sempat dilakukan. Wawan bisa
    membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman
    dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.

    Percaya, cara ini akan menyadarkan Wawan akan
    sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya.
    Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi
    menyenangkan? ;-)

3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang
    keinginan yang ingin Wawan wujudkan selagi masih
    hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali
    'keinginan gila' saat Wawan masih kecil? Atau mimpi-
    mimpi lain yang belum terlaksanakan?

    Saat itu Wawan akan sadar, ternyata banyak sekali
    hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!

4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal
    *utama* dan yang pertama yang harus Wawan lakukan...
    Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri Wawan.
    Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat
    keberadaan Wawan di dunia.

    Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin
    kokoh kemampuan Wawan mengarungi kehidupan,
    dengan segala situasinya.

Intinya, jangan biarkan Wawan terjebak dalam kesendirian
dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat Wawan putus asa.

Kalau Wawan mau membuka mata, kita sebenarnya tidak
pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar
kita.

Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa Wawan
jadikan teman, dan ajak bicara!

Jika Wawan mau terbuka, dalam kesendirian Wawan bisa
merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Wawan bisa
menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian,
dan memaksimalkan potensi yang Wawan miliki.

Dalam kesendirian pula Wawan bisa mengungkap
kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali Wawan temukan di keramaian!

Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
saja kepada setiap orang, termasuk kepada Wawan.

Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini Wawan sedang
dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
Wawan harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya
mematikan!

Kelola-lah perasaan Wawan dengan baik, dan buatlah
kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)



************** RESOURCE BOX ********************

Asian Brain Newsletter -Think & Succeed!
Kontribusi Anne Ahira & PT. Asian Brain untuk menggali
dan melejitkan potensi masyarakat Indonesia!


Jika tulisan-tulisan Ahira dirasakan bermanfaat
oleh Wawan, tolong sebarkan alamat situs ini:
=> http://www.AsianBrainNewsletter.com

Asian Brain - Untuk INDONESIA
******************************
*******************

sulk

ARRANSMEN PANDUAN DALM DESK INFORMAN
          WWW.BEE4ALL.COM
             SUCCESFULL

Selasa, 14 September 2010

jannah


Jauhkan Rumahmu Menjadi Nerakamu

E-mail Print PDF
Rumah yang barakah,  mengantarkan penghuninya meraih kebahagiaan di dunia  dan keselamatan di akhirat
Oleh: Ust. Shalih Hasyim*


Hidayatullah.com--RUMAH dalam istilah bahasa Arab disebut ‘sakan’. Tempat yang menenangkan pikiran dan hati penghuninya. Tempat untuk membaringkan badan, dari kepenatan kehidupan. Tempat untuk mengurai kerumitan kehidupan yang dihadapi di luar. Tempat berlabuh secara lahir dan batin. Tempat untuk beristirahat, menyusun kekuatan baru. Bukan sebatas adress (alamat resmi) atau home (tempat tinggal atau tempat perlindungan).

Rumah merupakan padang jiwa yang luas dan nyaman. Tempat menumpahkan sisi kepolosan dan kekanak-kanakan kita untuk bermain dengan lugu dan merdeka. Saat kita melepaskan kelemahan-kelemahan kita dengan aman. Saat kita merasa bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Saat kita menjadi bocah besar, berkumis. Di telaga kedalamannya kita menyedot energi spiritual dan ketajaman emosional. Tetapi, pada saat yang sama di sana kita menyiapkan pahlawan untuk memenuhi panggilan zamannya.

Seorang ideolog ormas Islam terbesar di dunia, Syaikh Said Hawa mengatakan: “Sesungguhnya zaman kita ini didominasi dan terhegemoni syahwat (kecintaan kepada hawa nafsu) dan syubhat (salah paham terhadap kebenaran), serta ghoflah (melalaikan misi kehidupan). Benteng terakhir untuk mempertahankan iman, ibadah, dan akhlak, adalah rumah dan masjid.”

Dari statemen yang bijak di atas dipahami bahwa rumah yang berkualitas memiliki sumbangan yang terbesar dalam mengantarkan penduduk dunia meraih kebahagiaan di dunia  dan keselamatan di akhirat. Sebaliknya, rumah yang bermasalah akan melahirkan prahara kehidupan. Rumah yang semula menjadi tumpuhan harapan kebahagiaan penghuninya, berubah menjadi sumber malapetaka, ketika ia dibangun dari sumber yang tidak halal. Misalnya; rumah didirikan berasal dari hasil korupsi, kolusi, dan nepoteisme (KKN).

Rumah menjadi lubang kehancuran reputasi pemiliknya, ketika rumah itu hanya menonjolkan asesoris dan atribut kemegahan, tetapi tidak ada ruang untuk membangun sandaran spiritual, tempat untuk berbagi (sharing), tempat untuk saling memberi dan menerima. Bukan tempat untuk mengambil, menuntut, pantang berkurban. Bahkan kalau perlu mengurbankan kepentingan bangsa dan negara untuk memperkaya diri dan mempertahankan status quo. Dalam keadaan demikan, rumah yang sejatinya menjadi taman surga, berubah menjadi lubang neraka. Sehingga tampak sunyi, sempit, dan senyap, bagaikan kuburan. Rumahmu laksana nerakamu.

Apalah arti bangunan yang menjulang tinggi, tata letak yang indah dan strategis, taman yang tertata rapi, halaman yang luas, panorama lampu yang terang, pohon yang rindang, jika pemiliknya berjiwa kerdil, mementingkan diri sendiri (ananiyah, egois). Sehingga pintu pikiran, hati pemiliknya, serta pintu rumahnya tidak ada ruang yang terbuka untuk bersinergi dengan tetangga dan kerabat. Jika orang-orang yang terdekat di rumah itu tidak mencintainya, mustahil bisa membangun komunikasi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
َمَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاء كَمَثَلِ الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Ankabut (29) : 41).

Dalam koran Suara Merdeka (edisi Minggu Kliwon, 28 Maret 2010), rubrik Parodi (lakon yang mengandung sindiran) oleh Prie GS, menjelaskan prahara rumah. Rumah yang semula tempat kembali, dikosongkan karena mengalami disfungsi. Para kuli tinta mengerumuninya bukan untuk mengaguminya, tetapi untuk dijadikan alat bukti kejahatan yang dilakukan oleh pemiliknya.

Orang-orang berbondong-bondong mendatanginya bukan untuk memberikan acungan jempol, memujinya, tetapi mencerca dan mengutuknya. Rumah yang seharusnya menjadi sumber barakah (tambahan kebaikan) bagi siapa saja yang pernah menghampirinya, berubah menjadi laknat (dijauhkan dari kebaikan). Rumah yang asri secara lahiriyah, tetapi sempit secara non-fisik. Setiap orang yang melihatnya mencibirkannya. Khalayak ramai mendatanginya bukan untuk bertamu, tetapi menggerutu.

Seluruh keindahan bangunannya, air mancur, kebun bunga, megahnya bangunan, luasnya halaman, bertingkat, bukan menjadi contoh dan gambaran rumah yang ideal. Tetapi rumah itu akhirnya menjadi rumah kutukan, rumah cibiran, rumah cercaan, rumah yang mengalami krisis makna.